![]() |
| Formasi CPNS Guru Kementan 2013 |
Monday, 16 September 2013
Lowongan CPNS Guru di Kementerian Pertanian
Berikut ini adalah capture formasi CPNS untuk guru di lingkup Kementerian Pertanian.
Selain formasi tersebut, masih banyak formasi-formasi lain yang dibutuhkan Kementan yang dapat dicek di sini. Selamat bergabung :)
Wednesday, 11 September 2013
Formasi CPNS Kemenhut untuk Guru
Saya terlambat juga sharing tentang ini karena pengumuman ini sudah meluncur seminggu yang lalu. Tapi, tak apalah...
Kawan-kawan yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang pendidikan seperti saya barangkali akan tertarik dengan formasi yang ditawarkan Kementerian kehutanan. Tahun ini, Kemenhut membuka formasi bagi kawan yang berlatar belakang sarjana pendidikan untuk mengajar di SMK yag dimiliki Kemenhut.
Berikut ini adalah guru-guru yang dibutuhkan Kemenhut pada perekrutan CPNS tahun ini.
3 formasi bagi guru bimbingan konseling
1 formasi bagi guru biologi
1 formasi bagi guru matematika
1 formasi bagi guru fisika
1 formasi bagi guru pendidikan agama Islam
Untuk informasi lebih lanjut, silakan klik di sini.
Thursday, 5 September 2013
Formasi CPNS Kemendagri
Berikut ini adalah puzzle formasi penerimaan CPNS Kemendagri.
Informasi lebih lanjut, silakan klik di sini. Semoga bermanfaat :)
Lalu ini nfo lain mengenai formasi CPNS Kemenlu dan Kemenkeu.
Formasi CPNS Kemenlu dan Kemenkeu
Berikut ini adalah formasi yang tersedia bagi pelamar CPNS lingkup Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keuangan yang sudah saya ringkas dalam tabel.
Informasi lebih lengkap mengenai CPNS Kemenlu, klik di sini, sedangkan mengenai CPNS Kemenkeu, klik di sini.
Bagi kalian yang memiliki ijazah S-1/D-IV Ilmu kesehatan Soaial atau Pekerjaan Sosial, atau juga lulusan SMK Ilmu Kesehatan Sosial/Pekerjaan Sosial/Keperawatan Sosial, kalian bisa mengecek penerimaan CPNS kementerian Sosial di sini. Informasi mengenai formasi CPNS Kemndagri pun dapat dilihat di sini. Semoga bermanfaat...
Informasi lebih lengkap mengenai CPNS Kemenlu, klik di sini, sedangkan mengenai CPNS Kemenkeu, klik di sini.
Bagi kalian yang memiliki ijazah S-1/D-IV Ilmu kesehatan Soaial atau Pekerjaan Sosial, atau juga lulusan SMK Ilmu Kesehatan Sosial/Pekerjaan Sosial/Keperawatan Sosial, kalian bisa mengecek penerimaan CPNS kementerian Sosial di sini. Informasi mengenai formasi CPNS Kemndagri pun dapat dilihat di sini. Semoga bermanfaat...
Sunday, 1 September 2013
Unique People; My Partner in Prime
Sometimes I look at my friends and
think to myself, “Where did I meet these crazy people?”. But then I think “What
would I do without them?”.
Itulah yang sering kali terlintas
dalam pikiran saya ketika teringat mereka: Unique People. Barangkali kalian
bertanya apa itu Unique People. Yaa walau tak bertanya sedikit pun, saya akan
tetap bercerita tentang itu di sini.
Unique People, ya, makhluk-makhluk unik ini saya temukan sekitar empat tahun lalu, pada tahun 2005. Hehehe... bukan empat ya, tetapi delapan tahun lalu. Saya menemukan mereka di sebuah tempat yang harus selalu saya kunjungi secara rutin mulai tahun 2005 hingga 2009, yaitu kampus saya tercinta: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Begitulah, semenjak berkuliah di UPI saya mengenal orang-orang unik ini. Entah bagaimana mereka bisa begitu lekat dalam ruang hati saya. Unique People bukanlah sekadar teman biasa yang bukan pula teman tapi mesra. Halah! Mereka adalah sahabat dekat yang menjerat lalu melekat erat terikat hingga belikat.
![]() |
| Unique People on Green |
Lalu apa yang istimewa dan baik dari mereka? Ini adalah pertanyaan tersulit dalam hidup saya. Sulit karena saking banyaknya hal istimewa yang mereka lakukan, saya sampai sukar mengungkapkannya. Namun, jika pertanyaannya diubah dengan "Apa yang buruk dari mereka?". Jawabannya sangat mudah dan sespontan berkedip: tak ada. Ya! Tak ada sedikit pun yang buruk dari mereka.
![]() |
| Codot |
Saya mulai dengan Agung Kurniawan . Kami, Queple, biasa memanggilnya Codot. Dia satu-satunya pria yang terjerumus dalam Qeuple. Di Queple, Codot adalah yang paling kreatif selain saya. Hahahaha... Codot aktif di dunia tater sejak lama. Itulah yang membawanya bergabung dalam salah satu pertunjukan musikal terbesar di Indonesia: Musikal Laskar Pelangi kemudian menjadi salah satu bintang di New Extravaganza .
![]() |
| Irong |
Berikutnya Irsa Meila. Kami biasa memanggilnya Irong. Heu walaupun panggilan itu membawa sedikit kenangan buruk, saya yakin Irong takkan pernah jadi cemberut. Begitulah Irong, seburuk apapun keadaan hidupnya, ia tetap tak pernah ambruk. Irong ialah yang paling sabar di antara kami.
![]() |
| Hippo bersama Suami dan Alena |
Lalu Putri Vahlepi. Ia lekat dengan panggilan Ceuceu atau Puput, tapi saya sendiri memanggilnya Hippo. Heuheu, persis seperti hippo saat menguap, itulah ia ketika otaknya mulai kekurangan oksigen. Ia yang paling tua dari kami. Ups maaf, yang paling dewasa. Hehehe... Iyakah? Tentu tidak. Ia benar-benar yang tertua, tapi yang paling seperti Si Bungsu. Bagi saya ia sering kali berperan sebagai adik. Adik perempuan satu-satunya yang sangat sering membuat khawatir, was-was, gemas, marah, dan sejenisnya.
![]() |
| Makwow bersama Qisya |
Kemudian Wira Apri. Dia orang Lampung. Kami memanggilnya Wo. Sekarang, semenjak ada Qisya (putri pertamanya), panggilannya berubah menjadi MakWow. Makwow sangat... emmhh apa ya? Bukan galak! (Meskipun iya :p). Ia saya nilai sebagai yang paling tegas dalam Queple. Pendapat-pendapatnya tak ayal "menggetarkan" karena penyampaiannya yang lugas dan tajam.
![]() |
| Tata |
Next, Rista Destrianti. Tata, begitu Queple memanggilnya. Bagi saya, di Queple, Tata adalah the real my partner in crime. Crime macam apa maksudnya? Hahahaa... Tata adalah anggota Queple yang paling klik dalam "mengangkat alis". Tata yang paling cepat tanggap dalam situasi yang sangat berpeluang menimbulkan kejahilan seru. Celetukannya bisa sangat menghibur dalam situasi yang super tegang, apalagi kalau sudah connetc dengan Codot. Tata yang paling bisa merenyahkan situasi.
![]() |
| Qoi |
Selanjutnya, Chorry Sari. Qoi, atau Choy, begitu sebutan dari Queple untuknya. Diam-diam, Qoi adalah yang paling "gak taahaaaaaaan" di antara Queple. Qoi sejak kuliah termasuk yang paling kalem urusan pacar. Oh agak geli ketika menuliskan "pacar" di sini, sepertinya kata itu sudah tak cocok dalam masa kami sekarang. Hehehehe. Back to the topic, Qoi yang paling kalem urusan pacar, tapi ternyata dia yang palung duluan menikah. Ahay....
![]() |
| Nyai dan Suami |
Yang ini Nyai atau Rie. Nama aslinya Sri Widiyawati. Nyai nyaris sama seperti Hippo: agak 'kekanakan'. Nyai termasuk yang paling manja. Emosinya mudah tersulut. Owh bahkan saya yakin saat membaca postingan ini pun bibirnya mulai manyun. Hahahahaa. Namun itulah, barangkali candaan kami yang sangat keterlaluan hingga sering membuatnya kesal lalu pundung.
![]() |
| Windut |
![]() |
| Mbak Antie dan saya |
Ini Santi Oktaviani. Queple memanggilnya Mbak Antie. Bagi saya, Mbak Antie adalah the missing piece dalam puzzle Queple. Ia pernah ada kemudian hilang. Saya merasa menjadi salah satu penyebab ia menghilang. Tapi bagaimana pun ia tetaplah bagian Queple, tetap sahabat dekat yang menjerat lalu melekat erat terikat hingga belikat.
Terakhir: saya. Saya adalah saya yang bukan siapa-siapa tanpa mereka: Queple. Setelah jarak yang semakin menjauh, seiring delapan tahun kebersamaan, yakin kami tetap dekat. Bukankah jarak ini hanya cara-Nya untuk mempersuakan lewat kumulasi rindu? Maka layaklah saya khususkan menyebut nama kalian, Queple, dalam setiap munajat pada-Nya. Setidaknya, dalam setiap sujud terakhir. Semoga kita didewasakan oleh jarak. Yaa, seperti yang Codot bilang, "You are still one of my greatest supporter, so am I."
Shopable
Semenjak saya pindah ke Sembawa, 29 KM dari Kota Palembang, saya jadi lebih sering belanja on-line. Kawan, berikut ini adalah beberapa toko online yang sering saya kunjungi.
Hijab Chic Official
Naeema Hijab
Flashy Shop
Adorable Project
Hijab Chic Official
Naeema Hijab
Flashy Shop
Adorable Project
Thursday, 29 August 2013
Muntahan Imin...
Seperti yang pernah saya janjikan pada postingan sebelumnya, kali ini saya akan bagikan muntahan Imin pada kalian. Bersiaplah! Hehehehee...
![]() |
| Instax Mini 50s 001 |
![]() |
| Instax Mini 50s 002 |
![]() |
| Instax Mini 50s 003 |
![]() |
| Instax Mini 50s 004 |
![]() |
| Instax Mini 50s 005 |
![]() |
| Instax Mini 50s 006 |
![]() |
| Instax Mini 50s 007 |
![]() |
| Instax Mini 50s 008 |
![]() |
| Instax Mini 50s 009 |
![]() |
| Instax Mini 50s 010 |
![]() |
| Instax Mini 50s 011 |
![]() |
| Instax Mini 50s 012 |
![]() |
| Instax Mini 50s 013 |
![]() |
| Instax Mini 50s 014 |
![]() |
| Instax Mini 50s 015 |
Wednesday, 28 August 2013
Kenalkan, Sahabat Baru Saya: Imin ^^
Si Imin ini adalah Sahabat baru saya. Nama lengkapnya Instax Mini 50s. Saya bersahabat dengannya sejak 7 Mei 2013. Kulitnya hitam, tapi sangat glosy, mengkilap! Saya tertarik untuk menjadikannya sahabat karena dia bisa memuntahkan gambar-gambar cantik. Gambar-gambar yang dimuntahkannya sangat mengesankan, bahkan gambar gagal sekali pun! Di lain kesempatan nanti, akan saya unggah muntahan-muntahan Si Hitam Imin ^^
Sunday, 25 August 2013
Sekadar Info: Kementrian dan Lembaga yang Akan Membuka Lowongan CPNS Bulan September
Berikut adalah daftar kementerian yang akan
membuka lowongan CPNS dari jalur umum tahun 2013, bulan September dan tes tgl
29 September: Berita ini didapat dari broadcast message dan dari alamat http://www.pusatpengumumancpns.com/2013/08/kementerian-yang-membuka-lowongan-cpns.html silakan dicek kembali. Semoga bermanfaat.
- Kementerian Koordinator Bidang Polhukam : http://www.polkam.go.id
- Kementerian Koordinator Bidang Kesra : http://www.menkokesra.go.id
- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian : http://www.ekon.go.id
- Kementerian Dalam Negeri :http://www.kemendagri.go.id
- Kementerian Luar Negeri : http://www.kemlu.go.id
- Kementerian Pertahanan : http://www.kemhan.go.id/kemhan
- Kementerian Hukum dan HAM :http://www.kemenkumham.go.id
- Kementerian Keuangan :
- Kementerian ESDM :http://www.esdm.go.id
- Kementerian Perindustrian : http://kemenperin.go.id
- Kementerian Perdagangan : http://www.kemendag.go.id
- Kementerian Pertanian : http://www.deptan.go.id
- Kementerian Kehutanan : http://www.dephut.go.id
- Kementerian Perhubungan :http://www.dephub.go.id
- Kementerian Kelautan dan Perikanan : http://www.kkp.go.id
- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi : http://www.depnakertrans.go.id
- Kementerian Kesehatan : http://www.depkes.go.id
- Kementerian Pekerjaan Umum : http://www.pu.go.id
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud
- Kementerian Sosial : http://www.kemsos.go.id
- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif:http://www.budpar.go.id/asp/index.asp
- Kementerian Lingkungan Hidup :http://www.menlh.go.id
- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak:http://www.menegpp.go.id
- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional :http://www.bappenas.go.id
- Kementerian PANRB : http://www.menpan.go.id
- Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal : http://www.kemenegpdt.go.id
- Kementerian Perumahan Rakyat : http://kemenpera.go.id
- Kementerian Pemuda dan Olahraga : http://www.kemenpora.go.id
- Kementerian Sekretariat Negara : http://www.setneg.go.id
- BPKP...sekitar oktober. www.bpkp.go.
Saturday, 24 August 2013
Some People Need To Realize That Facebook Is A Social Network, Not Diary!
Facebook dan media sosial lainnya meghapus batasan-batasan untuk
bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu. Facebook
dan media soaial lainnya memungkinkan penggunanya
berkomunikasi satu sama lain di mana pun dan kapan pun, tidak peduli seberapa
jauh jarak, dan tidak peduli siang atau pun malam.
Seperti
yang diketahui, facebook merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia saat ini. Dengan facebook penggunanya seperti memiliki
media sendiri. Dengan facebook penggunanya
bebas mengekspresikan apapun tanpa harus mengeluarkan banyak daya dan biaya. Pengunanya
bisa bebas mengungkapkan gagasan, menulis puisi, mengunggah cerpen, dan banyak
lagi.
Di
satu sisi, facebook merupakan media “pribadi”
di mana penggunanya bebas mengekspresikan apa pun tanpa harus terikat dengan “aturan”
atau tanpa harus memikirkan hal-hal yang barangkali akan “menghambat” gagasan
yang akan dituangkan. Tidak sedikit pengguna facebook memanfaatkan facebook
sebagai wahana eksistensi diri. Semua hal yang berhubungan dengan perkembangan
dan cerita diri akan dituliskan di dinding facebook.
Tentunya hal tersebut tidaklah salah. Akan tetapi, di sisi lain facebook tetaplah mengemban tugas
sebagai media sosial yang sudah barang tentu berfungsi sebagai wahana
bersosialisasi atau berinteraksi. Hal ini berarti, setiap orang berkesempatan melihat semua hal tentang penggunanya. Sudah barang tentu pula
pengguna sebaiknya tidak terlalu mengekspos hal-hal yang terlalu berbau pribadi karena
pengguna tetaplah terikat dengan norma sosial.
Sesuai
dengan fungsinya sebagai media sosial, apapun yang ditampilkan di dinding facebook akan menjadi terhubung dengan “lingkungan
lain”. Facebook pada akhirnya akan memberikan
nilai sosial tersendiri bagi penggunanya.
Oleh
karena itu, sebagai pengguna, salaiknya lebih bijak memanfaatkan facebook. Pengguna dapat memanfaatkan facebook
untuk mempermudah hidup, belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari
informasi, berbelanja, dan lain-lain. Selain itu, tentunya pengguna pun harus sangat menyadari peran dan fungsi facebook sesungguhnya sebagai media
jejaring sosial, bukan diary karena bagaimana pun pengguna akan dihadapkan pada penilaian pihak lain yang barangkali akan berdampak pada keluarga, sahabat, atau orang-orang terdekat.
Wednesday, 21 August 2013
Uh, Kena Tipu (UKT)!
Tahun ini, saya berencana melanjutkan
studi saya di PPs (Program Pascasarjana) Universitas Sriwijaya. Selayaknya
calon mahasiswa, sejak beberapa bulan lalu saya sudah mulai mencari tahu
berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan studi di sana.
Dari halaman situs resmi PPs Unsri, http://pps.unsri.ac.id/ , saya mendapatkan beberapa informasi mulai dari
prosedur pendaftaran, petunjuk pendaftaran on
line, hingga leaflet atau brosur
berisi rincian biaya perkuliahan tiap semester masing-masing program studi.
Biaya perkuliahan tentunya menjadi salah
satu fokus perhatian saya. Saat itu, dalam brosur tersebut tertulis bahwa biaya
perkuliahan program studi yang saya pilih ialah Rp6.000.000,00 per semester. Karena
itu, saya semakin tertarik melanjutkan studi saya di PPs Unsri yang bagi saya
tidak begitu mahal.
Setelah menempuh TPA (Tes Potensi Akademik),
TOEFL (Test of English as a Foreign Language), TBI (Tes BIdang Ilmu), dan tes
wawancara, akhirnya saya dinyatakan lulus diterima sebagai calon mahasiswa Program
Pascasarjana Unsri, Prodi Pendidikan Bahasa, Bidang Keahlian Utama Pendidikan
Bahasa Indonesia.
Untuk menjadi mahasiswa, tentunya saya
harus melakukan registrasi ulang dengan membayar biaya awal perkuliahan. Dengan
penuh semangat, saya melakukan registrasi ulang dan pembayaran di Bank Sumsel
Babel. Saat itu, saya harus membayar sebesar Rp8.500.000,00. Sebelumnya saya pikir
wajar jika di awal perkuliahan saya harus membayar lebih besar daripada rincian
biaya yang tertera di brosur. Namun, belakangan saya baru tahu bahwa ternyata untuk
setiap semester yang akan saya tempuh nanti, saya diharuskan tetap membayar Rp8.500.000,00.
Besaran biaya itulah yang akhirnya saya tahu disebut UKT (Uang Kuliah Tunggal).
Terlepas dari segala jenis kontroversi
UKT yang belakangan saya baca lewat media internet, saya merasa sangat kecewa
dengan pihak PPs Unsri. Saya kecewa karena sejak awal saya tidak pernah diberi
penjelasan mengenai hal tersebut. Saya tidak pernah diberi tahu bahwa biaya
perkuliahan akan berubah sedemikian besarnya, tidak sama dengan apa yang pihak
PPs Unsri cantumkan di brosur sebelumnya. Saya benar-benar merasa kecolongan
bahkan merasa tertipu dengan UKT ini. Akan tetapi, apa daya? UKT semester ini sudah
saya bayarkan. Saya hanya bisa berdoa semoga rezeki saya lancar untuk membayar
UKT semester-semester berikutnya. Uh, (merasa) kena tipu (UKT)!
Tuesday, 20 August 2013
Ibu Saya
Ibu saya
tak pernah memasak untuk saya dan adik-adik. Beliau pun tak pernah memandikan
kami -sekadar menjerangkan air mandi kami, mungkin pernah-. Beliau hanya
sesekali menyapu rumah. Beliau selalu lupa mengingatkan kami makan. Akan
tetapi, beliau suka sekali menyuapi adik bungsu kami. Beliau tak pernah
menanyakan PR kami, apalagi mengingatkan shalat. Beliau... Saya lupa apa lagi
yang tak pernah beliau lakukan karena terlalu banyak. Sulit bagi saya untuk
mengingatnya. Saya lebih ingat dengan yang pernah beliau lakukan:
Hari itu,
sepulang sekolah, saya mendapati beliau sedang berbincang dengan bapak saya.
Dari yang saya dengar, beliau pamit pergi ke Jawa untuk menghadiri peringatan
setahun kematian kakeknya. Saat itu, bapak saya hanya berpesan agar beliau
berhati-hati. Sambil menggendong si bungsu dan menjinjing tas berukuran sedang,
beliau melewati saya seraya berkata, "Mamah ke tempat Mbah dulu,
Bang.". Saya hanya mengangguk. Si bungsu menggelayut di kain gendongan
sembari tersenyum polos, cantik.
Sejak saat
itu, saya berpura-pura terbiasa tanpa beliau walaupun ketika beliau ada sesungguhnya
beliau tak pernah melakukan apapun untuk saya. Hanya saja ketika melihat beliau
ada, saya merasa lebih tenang. Sejak saat itu, setiap makan siang, saya dan
adik saya diungsikan ke rumah Ompung. Sejak saat itu, setiap harinya selesai
makan siang, Ompung memberi kami bekal untuk makan malam di rumah.
Baru saat
itu saya mengerti bahwa bapak saya pria yang sangat baik meskipun Ompung dan
saudara lain menilainya lain: pria bodoh kena pelet yang tak pandai membimbing
serta memimpin istri. Baru saat itu saya mengerti bahwa beliau, ibu saya,
meninggalkan kami: bapak, saya , dan adik. Baru saat itu saya mengerti bahwa
ibu saya tak tahan dengan kehidupan keluarga kami: bapak saya hanya pedagang
kue yang berkeliling komplek setiap pagi dan sore hari dengan sepeda butut
untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya. Baru saat itu saya mengerti bahwa
bapak saya pria yang sangat terhormat karena berkali-kali memaafkan ibu, yang
belakangan saya ketahui, berkali-kali pula mengkhianati bapak.
Mulai saat
itu saya sadari betul kata-kata Ompung yang selalu terngiang-ngiang,
"Abang tidak boleh marah kalau opung dan saudara-saudara lain sering
membicarakan keburukan mamakmu. Memang begitu sebenarnya, mamak abang. Nakal,
jahat! Kalau nanti di sekolah, abang tidak suka teman-teman menggunjingkan
mamakmu, tak usah marah, pergi saja dari situ.". Mulai saat itu untuk
pertama dan terakhir kalinya saya menangis tersungkur di paha Ompung. Mulai
saat itu saya sadari betul bahwa bapak selalu melakukan hal-hal yang tak pernah
ibu lakukan untuk saya dan adik. Mulai saat itu saya sadari betul bahwa bapak
ialah ibu yang sesungguhnya bagi saya. Mulai saat itu saya sadari betul bahwa
sikap bapak yang memaafkan adalah pilihan terbaik.
Ibu saya
tak pernah memasak untuk saya dan adik-adik. Beliau pun tak pernah memandikan
kami -sekadar menjerangkan air mandi kami, mungkin pernah-. Beliau hanya
sesekali menyapu rumah. Beliau selalu lupa mengingatkan kami makan. Akan
tetapi, beliau suka sekali menyuapi adik bungsu kami. Beliau tak pernah
menanyakan PR kami, apalagi mengingatkan shalat. Beliau...
-Terinspirasi dari Sekitar-
140311
Catatan: ompung berarti nenek/kakek. Ditulis
ompung, dilafalkan opung.
Doa-Doa Asa
Bapak
terlalu jarang pulang. Rumah ini jadi terlalu luas untuk aku dan ibu, padahal bangunan dengan tipe tiga puluh enam ini hanya terdiri atas dua kamar tidur,
satu kamar mandi, serta sisanya yang difungsikan sebagai dapur dan sebagian
lagi sebagai ruang tamu yang berdampingan dengan ruang teve.
Seharusnya
kami sudah cukup ahli menghilangkan sepi yang sudah bertahun-tahun menyubur di
rumah ini. Ya, karena memang selama itu pula bapak jarang sekali pulang. Sejak
pabrik sepatu tempat bapak bekerja dilanda kebakaran hebat, bapak
dipindahtugaskan ke cabang lain di luar kota.
Malam
itu kudengar mereka berbincang di meja makan. Jangan bayangkan meja makan kaca
lima mili bertaplak indah dengan bordiran halus berbentuk bunga. Ini hanya meja
di dapur yang kebetulan masih punya sedikit ruang untuk tempat kami makan
bersama. Meja yang di atasnya selalu telungkup tudung saji untuk menutup nasi
juga masakan lezat ibu.
Sesungguhnya
di usiaku saat itu aku tak begitu paham dengan apa yang mereka perbincangkan. Dari
sela tirai pemisah dapur dan ruang teve kulihat kedua tangan bapak yang
menggenggam lembut tangan kanan ibu, lalu tangan kiri ibu berpangku di atasnya,
tak kalah lembut. Mereka tak banyak bicara, tetapi cahaya mata mereka
mengungkap berjuta kata entah apa. Kudengar ibu berkata, “Jarak hanya cara-Nya
untuk mempersuakan lewat kumulasi rindu. Hanya dengan rindu persuaan kita akan
menjadi lebih cantik. Lalu dalam jarak kita hanya perlu percaya. Setitik senyum
dapat membentuk bergaris kekuatan.”
Ah,
begitulah mereka jika sedang berduaan. Entah apa maksudnya menyusun kata dengan
cara sedemikian rupa hingga membuat dahiku berkerut-kerut. Lalu kulihat
keduanya tersenyum. “Maka layaklah kukhususkan menyebut namamu dalam setiap
munajatku pada-Nya. Setidaknya, dalam setiap sujud terakhir. Semoga kelak kita
didewasakan oleh jarak.” kata bapak sebelum mengecup lembut kening ibu.
*****
Malam
takbir. Seminggu lalu bapak mengabari baru bisa pulang di lebaran kedua. Selama
bertahun-tahun aku dan ibu menjalani hari sebiasa mungkin. Aku bahkan tak
merasa tak terbiasa tanpa bapak. Entah dengan ibu. Kulihat senyumnya tak pernah
berubah. Tuturnya selalu santun. Beliau masih sangat menikmati profesinya
sebagai guru sekolah dasar yang sebentar lagi pensiun. Penghasilan bapak yang
selalu mengalir ke rekening ibu bukan tak cukup untuk hidup kami, tetapi mungkin
ini tentang panggilan jiwa. Ibu juga tak menganggap profesinya akan mengurangi
optimalisasi konsentrasi beliau terhadap keluarga. Bukan pula karena anaknya
hanya aku. Dari polah tutur beliau aku belajar bahwa profesinya sebagai guru
serta ibu rumah tangga bukanlah hal yang dapat dipisah-pisahkan. Keduanya
sama-sama amanah yang harus dijalankan sebaik-baiknya.
Kami
masih duduk sambil mengisi ketupat dengan beras. Di atas kompor, wajan berisi
rendang masih mengepul-ngepul. Aromanya memadati seisi rumah. Beginilah suasana
malam takbir kami. Tak ada mudik. Ibu lahir dan besar di keluarga nasrani.
Beliau memilih menjadi muslimah beberapa hari sebelum menikah dengan bapak.
Bukan karena akan menikah dengan bapak yang seorang muslim, melainkan lagi-lagi
karena panggilan jiwa. Toh bapak tak pernah sedikitpun meminta atau membahas
tentang itu.
Ibu
mengaduk rendang sebentar lalu mengecilkan api kompor lainnya yang memangku
panci soto bandung. Porsi masakan ibu di setiap lebaran memang lebih banyak
dari hari biasa karena selepas sholat ied, Oma dan Opa pasti berkunjung untuk
bersilaturahim walau tak ikut merayakan lebaran.
“Kenapa
manyun terus, anak ibu? Besok kan lebaran harus penuh senyum.” kata ibu sambil
mengelus kepalaku lalu melanjutkan mengisi ketupat.
“Bapak
nggak pulang. Semakin berbusalah
mulut tetangga ngomongin kita.”
Jawabku.
Tangan
halus ibu mengangkat sedikit daguku. Menatap mataku. Senyumnya itu yang tak
dapat kutampik sangat menyejukkan. Tetapi aku semakin menjadi. Ribuan kata
kukeluarkan. Sudah lama memang para tetangga diam-diam membicarakan keluarga
kami. Bergunjing tentang hubungan ibu dan bapak yang terpisah jarak. Sampai
belakangan kudengar mereka bilang bapak menikah lagi. Dan, ibu tetap biasa. Tidak
berubah sedikitpun. Tetap tenang, ramah, santun, dan senyum.
Takbir
terus bergema, masakan sudah siap. Kami pindah ke ruang teve. Tak ada nyala
teve. Aku masih berkisah tentang segala kaluh kesah, sementara ibu
mendengarkan. Kami duduk bersila berhadapan. Mata ibu lincah mengikuti tuturku.
Sambil tersenyum, ibu tetap mendengarkan. Aku sangat mengerti arti senyum itu. ibu
sangat mengerti saat itu aku hanya ingin didengar. Hanya ibu yang selalu
mengerti.
“Tapi
Bu, bagaimanapun, kita tidak bisa begitu saja tidak menghiraukan penilaian
orang lain kan? Hei, betapa sombongnya kita. Merasa tak perlu dikoreksi atau
terkoreksi. Kalau begitu, hidup saja dengan bayangan sendiri. Coba cari di mana
tempat itu?”
“Terkadang
kita terlalu sensitif, Nak. Merasa setiap mata memandang, setiap telinga mendengar,
serta setiap mulut berkata tentang kita. Ketika itu terjadi, kita sedang
melangkah menuju eskalator naik krisis kepercayaan diri.” Beliau menaikkan
intonasi suaranya di kata ‘terlalu’. Lalu aku tertidur di pangkuannya.
“Mohonlah
pada-Nya semoga mereka tak mengalami hal serupamu karena ibu yakin mereka tak
setegarmu, kasihan mereka nanti.” Yang ini sangat sayup.
*****
Aku
terus bergerak bersama waktu. Bersama bapak yang tidak bisa datang di wisudaku
dua tahun lalu. Bersama gunjingan tetangga yang masuk telinga kiri sebentar
lalu mental. Juga bersama ibu yang doanya setiap sehabis mendongeng selalu
kutiru hingga kini. “Allah yang Mahabaik, terima kasih untuk hari ini. Semoga
Engkau masih memberi saya kepercayaan untuk bangun dan melangkah esok. Jangan
biarkan saya menjadi pengeluh yang senantiasa menyalahkan keadaan dan
orang-orang sekitar, jadikanlah saya hamba-Mu yang selalu bermawas diri. Namun
Allahku, jangan jadikan saya golongan orang-orang yang hanya bisa menjadi diri
sendiri hanya di saat dirinya sendirian.”
Lalu
aku kecil pasti bertanya mengapa doanya panjang sekali dan ibu selalu menjawab
mintalah sebanyak-banyaknya, Beliau murah memberi, itu masih pendek. Kemudian
aku akan bertanya lagi.
“Kenapa
saya, Bu?”
“Supaya
tidak aku terus.”
Aku
terus bergerak bersama waktu. Hingga aku terbangun. Kudengar gemericik air,
kulihat jam dinding. Ibu sedang mengambil wudhu untuk salat malam. Kudengar
langkahnya yang mantap, tetapi anggun. Perlahan beliau membuka tirai di ambang
pintunya. Jika bapak tak di rumah, pintu kamar beliau memang tak pernah
ditutup, apalagi dikunci. Dulu sekali pernah kutanya mengapa dan beliau
berseloroh, “Supaya kamu tanya, Nak.”
Aku
terus bergerak bersama waktu yang sudah seminggu ini membuatku sulit mengantuk.
Sekarang tinggal tiga hari lagi sampai nanti aku harus jarang bertemu ibu.
Bagaimana kalau ibu sakit? Siapa yang akan membantunya menguncikan pagar serta
pintu dan jendela tiap malam dan membukanya kembali sehabis subuh? Lalu apa
yang harus dilakukan segelas susu di pagi hari jika tak ada aku yang
meminumnya? Kemudian di mana ibu akan meletakkan surat kabar pagi jika aku tak
lagi duduk di sudut ruang teve untuk rutin membacanya?
Ah,
ibu. Bahkan mengkhawatirkanmu sesungguhnya adalah mengkhawatirkan diriku
sendiri.
*****
Hari
itu datang. Hari di mana selama dua tahun belakangan aku bertahan dan menunggu
sambil melaikkan diri agar menjadi baik ketika bersanding nanti, pantas untuk
berada di sampingnya, anggun untuk melangkah bersamanya, serta layak dipercaya
untuk mendapinginya. Ia sangat mengerti aku juga tidak ingin terburu-buru, sama
sepertinya. Karena seperti yang kami lihat, akhirnya nanti kami harus mandiri.
Hari itu datang. Tanpa terburu-buru.
“Semoga
segala niat baik dapat terlaksana dengan penuh berkah dan rida Mahacinta.”
Bisik ibu sebelum mengantarku duduk bersimpuh di hadapan kadi. Di sebelahku ada
ia yang berseberangan dengan bapak yang sama-sama siap berijab-qobul.
Kulirik
ibu untuk memohon kekuatan. Satu anggukan halus sangat membantuku. Semalam,
selepas salat berjamaah ibu berkata, “Pergilah, cari rumahmu. Tempatmu pulang.
Karena tanpa pergi, kau tak dapat pulang.”
Ibu,
hidupku dipenuhi doamu. Hanya lewat doa kita terkoneksi. Benang-benang
transparan itu sekejap terhubung saat kau dan aku memohon padanya tentang apapun
termasuk agar jika kelak kita terpisah, jaraknya akan dipersempit. Hanya lewat
doa aku dapat menyentuhmu. Menyentuh hatimu.
Entah, apa doa ibu masih menyentuh
hati bapak yang selepas ini pulang ke rumah kedua.
*****
Dibuat 30 Oktober 2012
Teknik Permainan Arisan: Bentuk Kreativitas Guru untuk Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi
Pengalaman
belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi guru.
Umumnya, guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu menulis dan juga menjadi guru yang
kreatif dalam mengembangkan teknik-teknik dalam pembelajaran menulis agar siswa
dapat termotivasi. Setiap teknik memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing, itulah sebabnya guru perlu menggunakan beberapa teknik atau
memperbaiki kelemahan pada teknik sebelumnya dalam menyampaikan pokok bahasan
tertentu.
Perlu
disadari bahwa proses pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah satu
faktor yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu,
dituntut kreativitas yang tinggi dari para pengajar untuk mencari teknik,
metode, atau media yang sesuai dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Teknik
pembelajaran dibagi ke dalam dua kelompok besar, yakni teknik pembelajaran umum
dan teknik pembelajaran khusus. Teknik pembelajaran khusus sendiri memuat
teknik permainan di dalamnya.
Menurut
Subana dan Sunarti (_____), permainan sendiri tidaklah dapat dipisahkan dari
kehidupan, yang salah satu tujuannya adalah mencari kebahagiaan. Permainan
mampu menembus kebosanan, memberikan tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana
gembira, menimbulkan semangat kooperatif dan kompetitif yang sehat, dan
membantu siswa yang lamban serta kurang termotivasi, juga menggalakkan guru
untuk kreatif.
Melvin
L. Silberman (2004) mengungkapkan, permainan sangat membantu suasana dramatis yang
kelak akan terus diingat oleh siswa. Pelajaran pun bisa menjadi tidak
menjemukan dan siswa akan lebih menaruh perhatian jika disajikan dalam bentuk
permainan.
Guru
sendiri dituntut untuk kreatif menciptakan teknik permainan yang variatif. Bila
ternyata motivasi siswa tersendat, guru harus segera menggantinya dengan jenis
lain. Teknik permainan arisan sebenarnya merupakan teknik permainan yang
dikembangkan sendiri dari teknik permainan menerka (what’s in it?). Subana (_____) menjelaskan bahwa teknik permainan
menerka digunakan dalam pembelajaran berbicara. Guru menaruh beberapa benda di
dalam sebuah kotak. Lalu salah seorang siswa dipersilakan untuk mengambil salah
satu benda kemudian mengatakan dan menggambarkannya dalam beberapa kalimat.
Teknik
what’s in it? dimodivikasi untuk diterapkan
dalam pembelajaran menulis deskripsi. Selain itu, benda yang ditaruh di dalam
kotak pun diganti dengan gulungan kertas bernomor yang ditaruh di dalam gelas.
Berikut
ini merupakan langkah-langkah teknik permainan arisan dalam pembelajaran
menulis deskripsi. 1) Guru memberikan gambaran awal mengenai tulisan deskripsi.
2) Guru menunjukkan beberapa file berformat gambar atau suara yang nantinya
akan menjadi media untuk membantu siswa menulis deskripsi. File-file tersebut diberi
nomor urut sesuai dengan jumlahnya. 3) Guru menyediakan sebuah gelas yang di
dalamnya terdapat beberapa gulungan kertas kecil yang jumlahnya sama dengan
jumlah file yang disediakan. Gulungan kertas tersebut berisikan nomor urut file
yang tersedia. 4) Guru mempersilakan siswa yang bersedia mengeluarkan satu
gulungan kertas dari gelas (seperti cara mengocok arisan), lalu siswa tersebut
menyebutkan nomor yang didapat. 5)Nomor yang didapat tadi menunjukkan file mana
yang akan dibuka terlebih dahulu untuk dideskripsikan siswa ke dalam minimal
tiga kalimat. 6) Setelah tersusun tiga kalimat atau lebih, guru mempersilakan
siswa lain untuk mengocok arisan kembali, lalu langkah ke-5 kembali dilakukan
dengan syarat kalimat-kalimat yang sudah tersusun sebelumnya harus
berkesinambungan dengan pendeskripsian berikutnya. 7) Begitu seterusnya sampai
guru merasa tulisan siswa sudah cukup.
Dengan
teknik permainan arisan ini, guru diharapkan menjadi lebih kreatif dan baik
dalam menyediakan file-file berupa
gambar dan suara sebagai bahan arisan atau dapat mencoba gabungannya (audiovisual) serta dapat menggunakan
teknik ini dalam pembelajaran lain, seperti berbicara.
Kreativitas
guru hendaknya dapat memotivasi siswa untuk menjadi lebih kreatif lagi. Dengan
teknik-teknik pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dikembangkan guru,
siswa dapat terangsang untuk berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Dengan
mencoba mengembangkan teknik permainan dalam pembelajaran menulis, sebagai guru
kita sudah (sedikit demi sedikit) menerapkan pendidikan karakter bagi siswa.
Guru dan siswa sama-sama dituntut untuk menjadi lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
L.
Silberman, Melvin. (2004). Active learning. Bandung: Nusamedia.
Subana,
M. Dan Sunarti. (____). Strategi belajar mengajar bahasa Indonesia. Bandung:
Pustaka Setia.
Friday, 19 April 2013
Saya Seorang 'Newbie' yang 'Baru'
Hallo Kawan,
Itulah, yang saya amati sekarang masih seseorang di arah jam satu tadi. Tentunya saya mengamatinya diam-diam. Saya sedang pura-pura sibuk mengetik, padahal sesungguhnya sedang saya amati dia. Kemudian kalian tertipu karena saya justru sedang sibuk kikuk mengetik sambil pura-pura mengamati seseorang di arah jam satu.
Setelah itu, secara sadar saya mulai GR lagi karena saya menyebut pembaca saya 'kalian', padahal belum tentu yang membaca itu 'banyak orang'. Lalu sebagian atau seluruh dari kalian mulai malas membaca ini. Jika demikian, berarti misi saya berhasil.
Baiklah, apapun yang saya tulis, sebagai newbie saya hanya akan bersikap senyaman mungkin. Newbie dalam hal apapun. Tak akan saya pikirkan bagaimana 'penampakan' saya di mata makhluk lain, padahal ketika saya katakan itu, berarti saya sedang atau telah memikirkannya. Lagi, yang penting saya nyaman sebagai newbie yang kikuk, kagok, atau risih. Bukankah dari newbie seharusnya kita menjelma oldie? Dan ah! Oldie itu istilah yang begitu saja terlontar dari jemari saya. Saya kurang paham apakah memang ada istilah itu dalam dunia persilatan blog ini (saya belum googling). Terima kasih :)
Barangkali beginilah yang dirasakan setiap newbie; kikuk, kagok, risih. Saya masih kikuk dengan segala jenis kolom dan kode dalam dunia blog ini. Saya sangat kagok karena ketika mengetik setelah titik huruf berikutnya tidak kapital secara otomatis. Saya juga risih dengan seseorang di arah jam satu di ruangan saya sekarang karena dia terus memandangi saya. Ya Tuhan, bahkan di ke-newbie-an saya ini kalian langsung tahu bahwa saya adalah makhluk yang gede rasa. Yaa tak apalah, saya sendiri memang merasa sebagai makhluk paling GR-an sedunia.
Ya, seperti judul yang saya buat, saya ini memang seorang newbie. Newbie yang benar-benar baru. Terbayangkankah? Sudah disebut newbie, masih baru pula. Sebagai newbie saya merasa saya harus banyak belajar. Bukan hal yang spesial kan ketika kita merasa berada di lingkungan baru maka kita otomatis akan lebih dulu menahan diri dan memilih untuk mencoba mengamati sekeliling.
Itulah, yang saya amati sekarang masih seseorang di arah jam satu tadi. Tentunya saya mengamatinya diam-diam. Saya sedang pura-pura sibuk mengetik, padahal sesungguhnya sedang saya amati dia. Kemudian kalian tertipu karena saya justru sedang sibuk kikuk mengetik sambil pura-pura mengamati seseorang di arah jam satu.
Setelah itu, secara sadar saya mulai GR lagi karena saya menyebut pembaca saya 'kalian', padahal belum tentu yang membaca itu 'banyak orang'. Lalu sebagian atau seluruh dari kalian mulai malas membaca ini. Jika demikian, berarti misi saya berhasil.
Baiklah, apapun yang saya tulis, sebagai newbie saya hanya akan bersikap senyaman mungkin. Newbie dalam hal apapun. Tak akan saya pikirkan bagaimana 'penampakan' saya di mata makhluk lain, padahal ketika saya katakan itu, berarti saya sedang atau telah memikirkannya. Lagi, yang penting saya nyaman sebagai newbie yang kikuk, kagok, atau risih. Bukankah dari newbie seharusnya kita menjelma oldie? Dan ah! Oldie itu istilah yang begitu saja terlontar dari jemari saya. Saya kurang paham apakah memang ada istilah itu dalam dunia persilatan blog ini (saya belum googling). Terima kasih :)
Subscribe to:
Comments (Atom)







































