Tuesday, 20 August 2013

Teknik Permainan Arisan: Bentuk Kreativitas Guru untuk Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi


Pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi guru. Umumnya, guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu menulis dan juga menjadi guru yang kreatif dalam mengembangkan teknik-teknik dalam pembelajaran menulis agar siswa dapat termotivasi. Setiap teknik memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, itulah sebabnya guru perlu menggunakan beberapa teknik atau memperbaiki kelemahan pada teknik sebelumnya dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu.
Perlu disadari bahwa proses pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, dituntut kreativitas yang tinggi dari para pengajar untuk mencari teknik, metode, atau media yang sesuai dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Teknik pembelajaran dibagi ke dalam dua kelompok besar, yakni teknik pembelajaran umum dan teknik pembelajaran khusus. Teknik pembelajaran khusus sendiri memuat teknik permainan di dalamnya.
Menurut Subana dan Sunarti (_____), permainan sendiri tidaklah dapat dipisahkan dari kehidupan, yang salah satu tujuannya adalah mencari kebahagiaan. Permainan mampu menembus kebosanan, memberikan tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana gembira, menimbulkan semangat kooperatif dan kompetitif yang sehat, dan membantu siswa yang lamban serta kurang termotivasi, juga menggalakkan guru untuk kreatif.
Melvin L. Silberman (2004) mengungkapkan, permainan sangat membantu suasana dramatis yang kelak akan terus diingat oleh siswa. Pelajaran pun bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa akan lebih menaruh perhatian jika disajikan dalam bentuk permainan.
Guru sendiri dituntut untuk kreatif menciptakan teknik permainan yang variatif. Bila ternyata motivasi siswa tersendat, guru harus segera menggantinya dengan jenis lain. Teknik permainan arisan sebenarnya merupakan teknik permainan yang dikembangkan sendiri dari teknik permainan menerka (what’s in it?). Subana (_____) menjelaskan bahwa teknik permainan menerka digunakan dalam pembelajaran berbicara. Guru menaruh beberapa benda di dalam sebuah kotak. Lalu salah seorang siswa dipersilakan untuk mengambil salah satu benda kemudian mengatakan dan menggambarkannya dalam beberapa kalimat.
Teknik what’s in it? dimodivikasi untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis deskripsi. Selain itu, benda yang ditaruh di dalam kotak pun diganti dengan gulungan kertas bernomor yang ditaruh di dalam gelas.
Berikut ini merupakan langkah-langkah teknik permainan arisan dalam pembelajaran menulis deskripsi. 1) Guru memberikan gambaran awal mengenai tulisan deskripsi. 2) Guru menunjukkan beberapa file berformat gambar atau suara yang nantinya akan menjadi media untuk membantu siswa menulis deskripsi. File-file tersebut diberi nomor urut sesuai dengan jumlahnya. 3) Guru menyediakan sebuah gelas yang di dalamnya terdapat beberapa gulungan kertas kecil yang jumlahnya sama dengan jumlah file yang disediakan. Gulungan kertas tersebut berisikan nomor urut file yang tersedia. 4) Guru mempersilakan siswa yang bersedia mengeluarkan satu gulungan kertas dari gelas (seperti cara mengocok arisan), lalu siswa tersebut menyebutkan nomor yang didapat. 5)Nomor yang didapat tadi menunjukkan file mana yang akan dibuka terlebih dahulu untuk dideskripsikan siswa ke dalam minimal tiga kalimat. 6) Setelah tersusun tiga kalimat atau lebih, guru mempersilakan siswa lain untuk mengocok arisan kembali, lalu langkah ke-5 kembali dilakukan dengan syarat kalimat-kalimat yang sudah tersusun sebelumnya harus berkesinambungan dengan pendeskripsian berikutnya. 7) Begitu seterusnya sampai guru merasa tulisan siswa sudah cukup.
Dengan teknik permainan arisan ini, guru diharapkan menjadi lebih kreatif dan baik dalam menyediakan file-file berupa gambar dan suara sebagai bahan arisan atau dapat mencoba gabungannya (audiovisual) serta dapat menggunakan teknik ini dalam pembelajaran lain, seperti berbicara.
Kreativitas guru hendaknya dapat memotivasi siswa untuk menjadi lebih kreatif lagi. Dengan teknik-teknik pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dikembangkan guru, siswa dapat terangsang untuk berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Dengan mencoba mengembangkan teknik permainan dalam pembelajaran menulis, sebagai guru kita sudah (sedikit demi sedikit) menerapkan pendidikan karakter bagi siswa. Guru dan siswa sama-sama dituntut untuk menjadi lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
L. Silberman, Melvin. (2004). Active learning. Bandung: Nusamedia.

Subana, M. Dan Sunarti. (____). Strategi belajar mengajar bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

No comments:

Post a Comment