Pengalaman
belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi guru.
Umumnya, guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu menulis dan juga menjadi guru yang
kreatif dalam mengembangkan teknik-teknik dalam pembelajaran menulis agar siswa
dapat termotivasi. Setiap teknik memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing, itulah sebabnya guru perlu menggunakan beberapa teknik atau
memperbaiki kelemahan pada teknik sebelumnya dalam menyampaikan pokok bahasan
tertentu.
Perlu
disadari bahwa proses pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah satu
faktor yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu,
dituntut kreativitas yang tinggi dari para pengajar untuk mencari teknik,
metode, atau media yang sesuai dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Teknik
pembelajaran dibagi ke dalam dua kelompok besar, yakni teknik pembelajaran umum
dan teknik pembelajaran khusus. Teknik pembelajaran khusus sendiri memuat
teknik permainan di dalamnya.
Menurut
Subana dan Sunarti (_____), permainan sendiri tidaklah dapat dipisahkan dari
kehidupan, yang salah satu tujuannya adalah mencari kebahagiaan. Permainan
mampu menembus kebosanan, memberikan tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana
gembira, menimbulkan semangat kooperatif dan kompetitif yang sehat, dan
membantu siswa yang lamban serta kurang termotivasi, juga menggalakkan guru
untuk kreatif.
Melvin
L. Silberman (2004) mengungkapkan, permainan sangat membantu suasana dramatis yang
kelak akan terus diingat oleh siswa. Pelajaran pun bisa menjadi tidak
menjemukan dan siswa akan lebih menaruh perhatian jika disajikan dalam bentuk
permainan.
Guru
sendiri dituntut untuk kreatif menciptakan teknik permainan yang variatif. Bila
ternyata motivasi siswa tersendat, guru harus segera menggantinya dengan jenis
lain. Teknik permainan arisan sebenarnya merupakan teknik permainan yang
dikembangkan sendiri dari teknik permainan menerka (what’s in it?). Subana (_____) menjelaskan bahwa teknik permainan
menerka digunakan dalam pembelajaran berbicara. Guru menaruh beberapa benda di
dalam sebuah kotak. Lalu salah seorang siswa dipersilakan untuk mengambil salah
satu benda kemudian mengatakan dan menggambarkannya dalam beberapa kalimat.
Teknik
what’s in it? dimodivikasi untuk diterapkan
dalam pembelajaran menulis deskripsi. Selain itu, benda yang ditaruh di dalam
kotak pun diganti dengan gulungan kertas bernomor yang ditaruh di dalam gelas.
Berikut
ini merupakan langkah-langkah teknik permainan arisan dalam pembelajaran
menulis deskripsi. 1) Guru memberikan gambaran awal mengenai tulisan deskripsi.
2) Guru menunjukkan beberapa file berformat gambar atau suara yang nantinya
akan menjadi media untuk membantu siswa menulis deskripsi. File-file tersebut diberi
nomor urut sesuai dengan jumlahnya. 3) Guru menyediakan sebuah gelas yang di
dalamnya terdapat beberapa gulungan kertas kecil yang jumlahnya sama dengan
jumlah file yang disediakan. Gulungan kertas tersebut berisikan nomor urut file
yang tersedia. 4) Guru mempersilakan siswa yang bersedia mengeluarkan satu
gulungan kertas dari gelas (seperti cara mengocok arisan), lalu siswa tersebut
menyebutkan nomor yang didapat. 5)Nomor yang didapat tadi menunjukkan file mana
yang akan dibuka terlebih dahulu untuk dideskripsikan siswa ke dalam minimal
tiga kalimat. 6) Setelah tersusun tiga kalimat atau lebih, guru mempersilakan
siswa lain untuk mengocok arisan kembali, lalu langkah ke-5 kembali dilakukan
dengan syarat kalimat-kalimat yang sudah tersusun sebelumnya harus
berkesinambungan dengan pendeskripsian berikutnya. 7) Begitu seterusnya sampai
guru merasa tulisan siswa sudah cukup.
Dengan
teknik permainan arisan ini, guru diharapkan menjadi lebih kreatif dan baik
dalam menyediakan file-file berupa
gambar dan suara sebagai bahan arisan atau dapat mencoba gabungannya (audiovisual) serta dapat menggunakan
teknik ini dalam pembelajaran lain, seperti berbicara.
Kreativitas
guru hendaknya dapat memotivasi siswa untuk menjadi lebih kreatif lagi. Dengan
teknik-teknik pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dikembangkan guru,
siswa dapat terangsang untuk berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Dengan
mencoba mengembangkan teknik permainan dalam pembelajaran menulis, sebagai guru
kita sudah (sedikit demi sedikit) menerapkan pendidikan karakter bagi siswa.
Guru dan siswa sama-sama dituntut untuk menjadi lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
L.
Silberman, Melvin. (2004). Active learning. Bandung: Nusamedia.
Subana,
M. Dan Sunarti. (____). Strategi belajar mengajar bahasa Indonesia. Bandung:
Pustaka Setia.
No comments:
Post a Comment